MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa Itu Elastisitas Harga dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Teori
Bagikan!

Apa Itu Elastisitas Harga dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

09 May 2024
4 menit membaca
Apa Itu Elastisitas Harga dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Jika kamu pernah berbelanja dan melihat bahwa harga suatu barang naik atau turun, kamu mungkin bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi dan bagaimana perubahan harga tersebut memengaruhi permintaan konsumen. Konsep elastisitas harga bisa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Elastisitas harga merupakan suatu konsep yang mengukur sejauh mana permintaan konsumen berubah sebagai respons terhadap perubahan harga suatu barang atau jasa. Jadi, elastisitas harga merupakan ukuran kepekaan permintaan terhadap perubahan harga.

Apa Itu Elastisitas Harga

Elastisitas harga adalah konsep dalam ekonomi yang mengukur sejauh mana permintaan atau penawaran suatu barang atau jasa akan berubah sebagai respons terhadap perubahan harga.

Dalam konteks permintaan, elastisitas harga mengukur seberapa responsif jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen terhadap perubahan harga. Sedangkan dalam konteks penawaran, elastisitas harga mengukur seberapa responsif produsen atau penjual terhadap perubahan harga dalam hal jumlah barang atau jasa yang ditawarkan.

Elastisitas harga dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk:

Elastis: Permintaan atau penawaran dikatakan elastis jika perubahan harga menyebabkan perubahan proporsional yang lebih besar dalam jumlah yang diminta atau ditawarkan. Contohnya, jika harga suatu barang naik 10% dan jumlah yang diminta turun lebih dari 10%, permintaannya dikatakan elastis.

Tidak elastis (inelastis): Permintaan atau penawaran dikatakan tidak elastis jika perubahan harga menyebabkan perubahan proporsional yang lebih kecil dalam jumlah yang diminta atau ditawarkan. Contohnya, jika harga suatu barang naik 10% dan jumlah yang diminta turun kurang dari 10%, permintaannya dikatakan tidak elastis.

Elastisitas unit: Permintaan atau penawaran dikatakan elastisitas unit jika perubahan harga menyebabkan perubahan proporsional yang sama dalam jumlah yang diminta atau ditawarkan. Dalam kasus ini, persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan dalam jumlah yang diminta atau ditawarkan.

Pemahaman tentang elastisitas harga penting dalam analisis ekonomi karena dapat membantu dalam merencanakan kebijakan harga, meramalkan dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan, serta memahami dinamika pasar secara lebih baik.

Baca Juga: Apa Itu Elastisitas? Memahami Konsep Penting dalam Ekonomi

Mengenal Dua Tipe Elastisitas Harga

Ada dua tipe elastisitas harga yang perlu kita ketahui, yaitu elastisitas harga elastis dan inelastis. Elastisitas harga dalam keadaan elastis terjadi ketika persentase perubahan dalam permintaan lebih besar dari persentase perubahan harga. Artinya, permintaan sangat peka terhadap perubahan harga.

Dalam keadaan elastisitas harga inelastis, persentase perubahan dalam permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Ini berarti permintaan kurang peka terhadap perubahan harga. Dalam kasus ini, perubahan harga cenderung memiliki dampak yang lebih kecil pada permintaan konsumen.

Bagaimana Cara Menghitung Elastisitas Harga?

Untuk menghitung elastisitas harga, kita menggunakan rumus elastisitas harga:

El = (% perubahan dalam jumlah diminta) / (% perubahan dalam harga)

Misalnya, jika suatu barang mengalami penurunan harga sebesar 10% dan jumlah diminta naik sebesar 20%, maka kita dapat menghitung elastisitas harganya sebagai berikut:

El = (20%) / (-10%) = -2

Dalam contoh ini, elastisitas harga akan -2. Angka negatif menunjukkan hubungan terbalik antara harga dan permintaan, sehingga ketika harga turun, permintaan akan naik.

Contoh Elastisitas Harga

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang elastisitas harga, mari kita lihat contoh-contoh yang relevan:

  • Ketika harga rokok naik 10%, jumlah perokok aktif menurun sebesar 5%. Dalam hal ini, elastisitas harga akan 0,5, yang berarti perubahan harga tidak memiliki dampak besar pada jumlah perokok aktif.
  • Jika harga beras naik 20% dan jumlah beras yang diminta turun 40%, elastisitas harganya akan 2. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga sangat mempengaruhi permintaan beras.
  • Jika harga tiket pesawat turun 15%, dan jumlah penumpang meningkat sebesar 30%, elastisitas harganya adalah -2. Angka negatif menunjukkan bahwa perubahan harga berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang diminta.

Baca Juga: Apa Itu Harga Pasar Saham? Ini Faktor yang Memengaruhinya

Jenis Elastisitas Harga

Terdapat beberapa jenis elastisitas harga yang perlu kita ketahui:

1. Elastisitas Harga Total

Elastisitas harga total mengukur sejauh mana jumlah pendapatan yang dihasilkan dari penjualan suatu barang berubah seiring dengan perubahan harga. Jika elastisitas harga total lebih dari 1, berarti perubahan harga memiliki dampak besar pada pendapatan perusahaan. Jika elastisitas harga total kurang dari 1, berarti perubahan harga memiliki dampak kecil pada pendapatan perusahaan.

2. Elastisitas Harga Silang

Elastisitas harga silang adalah ukuran hubungan antara perubahan harga satu barang terhadap permintaan barang lain. Jika elastisitas harga silang positif, artinya dua barang tersebut saling berhubungan secara positif, sehingga permintaan barang lain akan naik ketika harga barang pertama naik. Jika elastisitas harga silang negatif, artinya dua barang tersebut saling berhubungan secara negatif, sehingga permintaan barang lain akan turun ketika harga barang pertama naik.

Faktor-Faktor Apa yang Memengaruhi Elastisitas Harga?

Ada beberapa faktor yang memengaruhi elastisitas harga:

  • Ketersediaan Barang Pengganti: Jika ada banyak barang pengganti yang tersedia untuk konsumen, elastisitas harganya cenderung tinggi, karena konsumen dapat dengan mudah beralih ke barang lain yang lebih murah.
  • Persentase Pengeluaran: Jika suatu barang menghabiskan persentase yang lebih besar dari pendapatan seseorang, elastisitas harganya cenderung tinggi. Sebaliknya, jika suatu barang hanya menghabiskan sebagian kecil dari pendapatan seseorang, elastisitas harganya cenderung rendah.
  • Waktu: Elastisitas harga bisa berbeda seiring berjalannya waktu. Sebagai contoh, permintaan untuk barang-barang yang dianggap kebutuhan pokok, seperti makanan, cenderung inelastis pada jangka waktu pendek. Namun, pada jangka waktu yang lebih panjang, permintaan bisa menjadi lebih elastis.

Elastisitas harga adalah konsep penting dalam analisis ekonomi yang mengukur sejauh mana permintaan konsumen berubah sebagai respons terhadap perubahan harga. Ada dua tipe elastisitas harga, yaitu elastis dan inelastis.

Elastisitas harga dapat dihitung menggunakan persentase perubahan dalam permintaan dibandingkan dengan persentase perubahan harga. Ada juga beberapa jenis elastisitas harga lainnya yang meliputi elastisitas harga total dan elastisitas harga silang.

Baca Juga: Apa Itu Pasar Persaingan Sempurna & Bagaimana Cara Kerjanya?

Beberapa faktor yang memengaruhi elastisitas harga antara lain ketersediaan barang pengganti, persentase pengeluaran, dan waktu. Memahami elastisitas harga dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan strategis yang berhubungan dengan penetapan harga dan permintaan konsumen.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep elastisitas harga, kamu mungkin merasa tertarik untuk menjelajahi berbagai peluang investasi yang tersedia. Reku, sebagai platform terpercaya untuk membeli dan menjual Bitcoin, Ethereum, dan koin lainnya dengan biaya transaksi termurah, dapat menjadi mitra ideal dalam perjalanan investasi kripto kamu.

Dengan akses mudah dan keamanan yang dijamin, Reku memungkinkan kamu untuk memanfaatkan fluktuasi harga dalam pasar kripto dengan lebih baik, tanpa perlu khawatir tentang biaya transaksi yang tinggi. Selamat menjelajahi dunia investasi kripto dengan bijak!

Foto diambil dari Freepik