MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Publikasi (Deep Dives)
Analisis Pasar
Analisis Makro
Ringkasan Reku
Bitcoin Pasca Halving 2024: Potensi, Risiko, dan Proyeksi Harga
Analisis Pasar
Bagikan!

Bitcoin Pasca Halving 2024: Potensi, Risiko, dan Proyeksi Harga

18 April 2024
5 menit membaca
Bitcoin Pasca Halving 2024: Potensi, Risiko, dan Proyeksi Harga

Bitcoin halving menjadi sebuah momentum penting yang menandai titik krusial dalam perkembangan ekonomi Bitcoin. Mekanisme halving memangkas inflasi BTC secara signifikan dengan mengurangi penambahan jumlah BTC (circulating supply) menjadi hanya 50% atau setengah dari angka sebelumnya. Peristiwa ini biasanya terjadi setiap empat tahun sekali, yakni setiap sejumlah 210.000 blok dalam blockchain Bitcoin selesai ditambang. 

Halving ke-empat Bitcoin diestimasikan akan terjadi pada 20 April ini. Pasca halving, block reward Bitcoin akan turun dari 6,25 ke 3,125 BTC sehingga jumlah BTC baru yang dicetak setiap harinya akan turun dari 900 ke 450 BTC. Dengan demikian, perkiraan biaya rata-rata untuk menambang BTC (mining cost) secara teori akan naik setidaknya 2x lipat dari sebelumnya, sehingga miner dan investor akan berekspektasi harga BTC untuk naik. Pada momentum halving sebelumnya, kenaikan harga BTC pasca halving selalu terjadi. Kenaikan tersebut juga turut menjadi katalis bagi pasar kripto secara umum serta tidak jarang menciptakan hype terhadap suatu inovasi tertentu seperti ICO pada 2017, DeFi pada 2020, dan NFT pada 2021.   

Meskipun halving memangkas setengah dari upah yang didapatkan para penambang dari block reward, sehingga biaya untuk menambang BTC secara teori akan naik sekitar 2x lipat, pada kenyataannya biaya untuk menambang BTC menurut data mecromicro.me pada halving-halving sebelumnya, tidak hanya naik 2x lipat, namun lebih dari itu. Sebagai contoh pada 4 Februari 2016 (tahun halving kedua Bitcoin), rata-rata mining cost per 1 BTC berada pada kisaran $282. Setelah halving terjadi pada 9 Juli 2016, rata-rata mining cost, secara langsung, naik signifikan. Pada 13 Juli misalnya berada di angka $789 dan pada 29 Juli yang merupakan hari dengan rata-rata mining cost terendah pada bulan tersebut pasca halving berada di angka $479. Empat tahun kemudian pada 4 Februari 2020, tiga bulan sebelum halving ketiga terjadi, rata-rata mining cost telah menyentuh angka $8.073, naik 28x lipat dari $282.    

Sumber: macromicro.me

Menilik data harga BTC sejak sebelum halving pertama terjadi pada 28 November 2012, dapat dilihat pola bahwa meningkatnya mining cost sejauh ini selalu sejalan dengan kenaikan harga BTC. Dalam beberapa periode, harga BTC bahkan membukukan tingkat kenaikan yang lebih tinggi. Hal itu kemudian membuat keuntungan menambang BTC miner justru cenderung meningkat setelah halving. Karena, meskipun jumlah BTC yang didapatkan para miner berkurang, nilai dolar BTC tersebut justru bertambah. Dengan rata-rata mining cost saat ini berada pada angka $52.668, perkiraan apresiasi harga BTC di angka $100.000 ke atas terlihat sangat rasional untuk terjadi. Rasional ini mungkin bisa sedikit menjelaskan meningkatnya hash rate Bitcoin dalam satu dua tahun terakhir di mana para miner mungkin sedang bersiap menyambut potensi keuntungan yang ada. 

Apakah halving akan selalu diikuti dengan kenaikan harga BTC? Jawabannya adalah tidak, dan tidak ada mekanisme yang menjamin harga BTC untuk naik pasca halving seperti pada mekanisme pegging misalnya yang membuat harga stablecoin stabil. Kenaikan harga BTC beberapa minggu pasca halving yang mengikuti kenaikan mining cost sepenuhnya merupakan dampak dari reaksi para pelaku pasar terhadap situasi yang ada. Karena situasi yang sama pada waktu dan lingkup yang berbeda dapat disikapi secara berbeda oleh pelaku pasar, tidak dapat disimpulkan bahwa harga BTC pasti akan selalu naik pasca halving. 

Apakah kemudian Bitcoin halving dapat berdampak buruk bagi Bitcoin dan BTC, khususnya apabila peristiwa yang ada tidak diikuti oleh kenaikan harga? Katakanlah sentimen investor sangat negatif pasca halving, sehingga terjadi aksi jual besar-besaran. Kurang lebih skenario berikut yang akan terjadi: 

  • Para holder BTC melakukan aksi jual besar-besaran ->
  • Miner berhenti menambang Bitcoin karena biaya lebih tinggi dari pada reward ->
  • Keamanan Bitcoin semakin berkurang ->
  • Pengguna semakin khawatir dengan keamanan Bitcoin dan berhenti menggunakan jaringan Bitcoin ->
  • Pendapatan Bitcoin dari biaya transaksi turun signifikan ->
  • Lebih banyak miner yang berhenti menambang BTC karena reward semakin rendah ->
  • Reward kemudian didistribusikan ke lebih sedikit miner yang masih menambang Bitcoin, menciptakan sebuah situasi ekuilibrium baru ->
  • Inovasi solusi dan adopsi mulai kembali berkembang ->
  • Investor mulai kembali melakukan aksi beli BTC yang dapat berujung pada aksi beli besar-besaran apabila terdapat katalis tertentu yang cukup kuat ->
  • Harga BTC naik ->
  • Keuntungan miner kembali naik sehingga jumlah miner bertambah ->
  • Keamanan Bitcoin kembali meningkat dan situasi kembali seperti sedia kala.

Ilustrasi di atas menggambarkan resiliensi dan kekuatan recovery Bitcoin yang telah cukup banyak disadari oleh para investor besar. Hal ini kemudian membuat potensi untuk hal itu terjadi menjadi minim sebab adanya kesadaran yang sama dari para investor besar bahwa pada akhirnya Bitcoin akan tetap eksis. Sehingga, apabila sentimen negatif berkembang pasca halving, skenario atau kemungkinan di mana para investor akan berebut untuk memanfaatkan koreksi yang terjadi sangat terbuka.  

Potensi Bitcoin dalam menghasilkan pendapatan pada proporsi yang lebih signifikan untuk mengimbangi block reward juga mulai terlihat semakin kuat dengan berkembangnya beberapa metaprotokol seperti Runes misalnya yang rencananya akan diluncurkan beberapa saat setelah halving nanti atau bahkan penantangnya yang juga tidak kalah solid, CBRC-20. Adopsi serta dukungan komunitas terhadap inovasi-inovasi yang ada baik dari kalangan pengembang maupun investor menggambarkan potensi Bitcoin yang semakin besar dalam waktu dekat. Dengan demikian, kenaikan harga Bitcoin yang dapat meningkatkan biaya transaksi dan berpotensi menurunkan pendapatan Bitcoin dapat dikompensasi dengan peluang investasi menarik yang berkembang di ekosistem Bitcoin, sehingga pendapatan Bitcoin dapat terjaga atau bahkan meningkat signifikan. 

Saat ini pendapatan jaringan Bitcoin yang bersumber seperti dari biaya transaksi masih menyumbang sekitar 3-30% dari total pendapatan miner. Sumber: IntoTheBlocks 

 

Proyeksi Harga BTC Pasca Halving

Sumber: LookIntoBitcoin

Indikator Stock to Flow memproyeksikan harga BTC akan terapresiasi signifikan dan berada di kisara $250.000 pada Februari 2025 sebelum mencapai $450.000 pada Mei 2025

Sumber: LookIntoBitcoin

Indikator 2-year MA Multiplier menurut analisis kami mengindikasikan area harga $139.300 pada Oktober 2024 apabila kenaikan terjadi pada ritme yang sama dengan reli yang membawa BTC naik dari $28.500 ke harga saat ini di $63.000. Namun angka $139.300 tersebut mungkin akan mengindikasikan area yang telah mendekati peak (garis merah pada indikator) menurut indikator ini. 

Terlepas dari perbedaan target harga yang ada dari dua indikator di atas, keduanya sama-sama mengindikasikan tren bullish pasca Bitcoin halving, dengan potensi kenaikan harga lebih dari 100% dari harga BTC di pasar saat ini, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sejalan dengan analisis harga berdasarkan rata-rata mining cost

 

*PERINGATAN: Pergerakan harga aset crypto sangat fluktuatif, harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Pergerakan harga aset crypto dipengaruhi oleh banyak faktor yang harus Anda gali informasinya. Investasi aset Anda di aset crypto merupakan investasi beresiko tinggi. Semua keputusan jual beli aset crypto Anda merupakan keputusan Anda sendiri dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Artikel ini hanya bersifat informasional dan bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi.